Jack Dorsey, Sang Kreator Twitter
APAKAH salah satu syarat untuk menjadi
sukses adalah harus pernah di drop out saat kuliah? Bagi yang tidak
sepakat dengan pernyataan tersebut, Bill Gates, Steve Jobs, Mark
Zuckerberg telah membuktikan pernyataan di atas benar adanya.
Kini, seorang mahasiswa New York University kelahiran 19 November 1976, Jack Dorsey, turut bergabung untuk mengamini pernyataan di atas dengan menjadi salah seorang yang meraih sukses dengan karya briliannya; Twitter.
Barangkali nama Jack Dorsey baru pertama kali terdengar di telinga Anda, atau baru sekali ini Anda membacanya. Padahal dirinyalah yang menciptakan ‘mainan’ di era internet sekarang ini yang bisa jadi amat sangat Anda gandrungi.
Dialah sang kreator jejaring sosial dengan konsep mikro blogging, Twitter. Yang pada masa kuliahnya pernah dikeluarkan dari kampus tempat ia belajar tentang computer.
Dorsey lahir di St. Louis, Missouri, 37 tahun silam. Dan di sana pulalah ia tumbuh besar dengan keingintahuan tentang computer dan komunikasi yang juga besar. Dorsey remaja sudah memulai hasratnya untuk menyelami pemrograman sejak ia berusia 15 tahun.
Dan berlanjut ketika dirinya sekolah di SMA, Bishop DuBourg High School namanya. Tempat ia menekuni segala ilmu pengetahuan, dan terlebih, computer dan pemrograman.
Dorsey remaja mulai mencari tahu dan menuruti hasratnya tentang computer saat ia terkesima dengan program yang mengatur dan mengkoordinasikan taxi yang berlalu lalang dengan sistem organisir sangat baik dan cepat.
Bagaimana mobil-mobil taxi, atau mobil delivery bisa teratur memenuhi panggilan dan bekerja dengan cepat. Dari situlah ketertarikannya timbul untuk membuat program serupa yang lebih canggih, saat usianya baru 15 tahun.
Dorsey dewasa meneruskan kuliahnya di Missouri University of Science and Technology. Masa studi yang tak selesai dan dilanjutkannya dengan pindah ke New York University yang juga tak pernah ia selesaikan. Atau dalam arti lain, Dorsey di drop out dari universitasnya.
Karena ia butuh waktu dan konsentrasi lebih untuk membangun perusahaannya. Dorsey pindah ke Oakland, California, pada tahun 2000 dan membangun perusahaan yang bergerak di bidang pemrograman.
Ia menjual software tentang pengkoordinir antrean taxi yang pernah ia buat semasa remaja dalam web yang ia buat sendiri. Dan perusahaannya terus berkembang dengan menjual software-software ciptaannya lewat internet.
Lewat perusahaanya inilah jalan Dorsey bertemu dengan orang-orang seperti Biz Stone dan Evan Williams yang kelak akan menjadi partnernya dalam mendirikan Twitter.
Apa yang ada di pikiran Dorsey saat ingin menciptakan Twitter? Dikisahkan oleh Biz Stone, Dorsey memiliki pemikiran-pemikiran yang liar dalam kepalanya. “Coba bayangkan bila kita bisa berbagi kepada teman-teman kita tentang apa yang sedang kita lakukan dan yang kita rasakan sekarang, bayangkan. Bukankah menyenangkan?” ucap Dorsey.
Biz Stone -mantan CEO Odeo, dan Evan Williams –salah seorang pendiri blogger, mengamini keinginan tersebut dan membangun perusahaan bernama Obvious, yang tak lama kemudian berganti nama jadi Twitter.
Jejaring sosial yang pada awal peluncurannya tak begitu diminati oleh semua orang, namun kini menjadi salah satu media sosial yang paling dinikmati oleh sebagian besar warga dunia. Yang mungkin juga menjadi salah satu ‘mainan’ pengusir bosan bagi Anda. (amr)
Kini, seorang mahasiswa New York University kelahiran 19 November 1976, Jack Dorsey, turut bergabung untuk mengamini pernyataan di atas dengan menjadi salah seorang yang meraih sukses dengan karya briliannya; Twitter.
Barangkali nama Jack Dorsey baru pertama kali terdengar di telinga Anda, atau baru sekali ini Anda membacanya. Padahal dirinyalah yang menciptakan ‘mainan’ di era internet sekarang ini yang bisa jadi amat sangat Anda gandrungi.
Dialah sang kreator jejaring sosial dengan konsep mikro blogging, Twitter. Yang pada masa kuliahnya pernah dikeluarkan dari kampus tempat ia belajar tentang computer.
Dorsey lahir di St. Louis, Missouri, 37 tahun silam. Dan di sana pulalah ia tumbuh besar dengan keingintahuan tentang computer dan komunikasi yang juga besar. Dorsey remaja sudah memulai hasratnya untuk menyelami pemrograman sejak ia berusia 15 tahun.
Dan berlanjut ketika dirinya sekolah di SMA, Bishop DuBourg High School namanya. Tempat ia menekuni segala ilmu pengetahuan, dan terlebih, computer dan pemrograman.
Dorsey remaja mulai mencari tahu dan menuruti hasratnya tentang computer saat ia terkesima dengan program yang mengatur dan mengkoordinasikan taxi yang berlalu lalang dengan sistem organisir sangat baik dan cepat.
Bagaimana mobil-mobil taxi, atau mobil delivery bisa teratur memenuhi panggilan dan bekerja dengan cepat. Dari situlah ketertarikannya timbul untuk membuat program serupa yang lebih canggih, saat usianya baru 15 tahun.
Dorsey dewasa meneruskan kuliahnya di Missouri University of Science and Technology. Masa studi yang tak selesai dan dilanjutkannya dengan pindah ke New York University yang juga tak pernah ia selesaikan. Atau dalam arti lain, Dorsey di drop out dari universitasnya.
Karena ia butuh waktu dan konsentrasi lebih untuk membangun perusahaannya. Dorsey pindah ke Oakland, California, pada tahun 2000 dan membangun perusahaan yang bergerak di bidang pemrograman.
Ia menjual software tentang pengkoordinir antrean taxi yang pernah ia buat semasa remaja dalam web yang ia buat sendiri. Dan perusahaannya terus berkembang dengan menjual software-software ciptaannya lewat internet.
Lewat perusahaanya inilah jalan Dorsey bertemu dengan orang-orang seperti Biz Stone dan Evan Williams yang kelak akan menjadi partnernya dalam mendirikan Twitter.
Apa yang ada di pikiran Dorsey saat ingin menciptakan Twitter? Dikisahkan oleh Biz Stone, Dorsey memiliki pemikiran-pemikiran yang liar dalam kepalanya. “Coba bayangkan bila kita bisa berbagi kepada teman-teman kita tentang apa yang sedang kita lakukan dan yang kita rasakan sekarang, bayangkan. Bukankah menyenangkan?” ucap Dorsey.
Biz Stone -mantan CEO Odeo, dan Evan Williams –salah seorang pendiri blogger, mengamini keinginan tersebut dan membangun perusahaan bernama Obvious, yang tak lama kemudian berganti nama jadi Twitter.
Jejaring sosial yang pada awal peluncurannya tak begitu diminati oleh semua orang, namun kini menjadi salah satu media sosial yang paling dinikmati oleh sebagian besar warga dunia. Yang mungkin juga menjadi salah satu ‘mainan’ pengusir bosan bagi Anda. (amr)
No comments:
Post a Comment